TUY6TSY9Gpr9TfC5GfY7TfW6TY==

Album Omnipotence Paradox, Eternal Desolator Kibarkan Bendera Deatcore

ETERNAL DESOLATOR

Zonagitar.net, Selasa 17 september 2019 kemarin menjadi salah satu hari yang penting bagi unit Deathcore asal Purwokerto yaitu Eternal Desolator, Pasalnya pada hari tersebut mereka menggelar kegiatan Press confrence bedah album yang baru saja mereka luncurkan baru baru ini sekaligus peluncuran perdana Music Video "Burning OF Salem". kegiatan tersebut di gelar di Youthspace Cafe Purwokerto dengan di hadiri oleh Komunitas musik purwokerto dan juga media.

Berdiri sejak tahun 2015, band ini cukup produktif dalam melahirkan karya. Dua single mereka keluarkan di awal tahun 2019, “Homicidal Epilogue” dan “Slaughter Extermination”, hingga hal tersebut berbuah manis, ketika akhirnya mereka membuktikan komitmen bermusiknya dengan merilis sebuah album penuh perdananya bertajug Omnipotence Paradox di pertengahan Tahun 2019 ini.

Omnipotence Paradox Dipilih menjadi judul album perdananya ini bukan tanpa alasan, menurut mereka album ini didasarkan pada tema besar tentang kemahakuasaan seorang pembunuh dari segi spiritual, sehingga isi materi 10 lagu dengan 3 lagu remake yang tertuang dalam album ini bercerita seputar pembunuhan, pembantaian, serta genosida. Dari ke 10 lagu di album ini hanya satu yang meggunakan bahasa indoesia dengan judu BERMUDA"


Band yang terdiri dari Faisal pada vokal, Acong dan Aji pada gitar, Bangkit pada bass, serta Robi pada drum ini menggarap Omnipotence Paradox sejak September 2018 lalu, dan direkam secara mandiri (kecuali drum di Rocket Studio). Menurut mereka tantangan terbesar dalam proses pengerjaan album ini adalah chemistry yang juga harus dibangun, karena keempat personelnya, kecuali Faisal, baru bergabung pada Agustus 2018, dan baru satu kali naik panggung.

acara press confrence Eternal Desolator Di Youthspace cafe Purwokerto

Diakui oleh mereka jika Chemistry yang baru terbangun ini berimbas pada proses kreatif yang sempat terhenti karena mereka keukeuh untuk mengibarkan bendera deathcore. Selain hal tersebut, menurut mereka tidak ada kendala berarti dari segi teknis bermusik.  Berdiri di bawah bendera sendiri Medusa Records yang dibantu Heartcorner Records, Omnipotence Paradox sudah siap dinikmati baik secara fisik maupun digital.

Meskipun bukan hal yang istimewa, penggunaan gitar senar 8 dan 7 serta bass fretless sudah cukup menguras kantong, namun paling tidak totalitas dan eksprerimen mereka adalah sebuah bentuk semangat di Purwokerto. Usai merilis album, rencananya Eternal Desolator akan  melakukan tour promo album ke beberapa kota di JAWA dan Purwokerto akan menjadi kota terakhir tour mereka.

Komentar0

Tulis Komentar

Type above and press Enter to search.